1.Tidak Punya Visi
2.Kasar
3.Sombong
4.Plin-plan
5.Pembohong
6.Cuek
7.Pemalas
8.Egois
9.Jarang Komunikasi
10.Tidak Rapi
Kamis, 27 Oktober 2011
Wanita Penggoda
Di antara fitnah yang diberitakan oleh Nabi SAW disebutkan dalam hadits shahih, bahwa Nabi SAW pernah bersabda, “Ada dua golongan manusia (penghuni neraka) dari kalangan ummatku yang sekarang belum kulihat keberadaannya, yaitu segolongan orang yang membawa cambuk seperti ekor sapi untuk memukuli orang lain dan segolongan wanita yang berpakaian tetapi telanjang dengan langkah yang berlenggak-lenggok memikat lawan jenisnya; (rambut) kepala mereka seperti punuk unta. Mereka tidak bakal mencium bau surga.” (HR. Muslim dan Ahmad).
Adapun mengenai kaum wanita yang dimaksud, maka sesungguhnya pada masa sekarang saya telah melihatnya. Mereka berpenampilan memikat hati dan menawan jiwa. Cara jalan mereka diatur sedemikian rupa lenggang-lenggoknya untuk menarik lawan jenisnya dan ternyata pengaruhnya demikian hebat. Kini, pemudi Islam keluar dari rumah orangtuanya dengan merias dirinya dan mengenakan wewangian yang seronok, menanggalkan ajaran laa ilaaha illallaah ke belakang punggungnya seakan-akan memamerkan kepada para penjahat, “Lihatlah! Ini aku!” Selanjutnya, ia pulang dan apa yang dibawanya? Tentu saja ia kembali dengan membawa laknat Allah. Semoga Allah menghindarkan kita dari fitnah ini. Dalam hadits shahih disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, “Wanita yang mengenakan farfumnya, kemudian berlalu di hadapan kaum lelaki agar mereka dapat mencium bau harumnya, maka ia sama saja dengan wanita tuna susila.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i).Demikian itu karena mata jalang mereka pasti akan memandangnya. Oleh karena itu, wahai kaum wanita, hindarilah fitnah ini! Hindarilah fitnah ini! Rasulullah SAW telah bersabda, “Aku tidak meninggalkan pada ummatku suatu fitnah pun yang lebih membahayakan kaum lelaki, selain wanita.” (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi).(sumber:dedepln)
Bila Aku Jatuh Cinta
Ya Allah, jika aku jatuh cinta,
cintakanlah aku pada seseorang yang
melabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak
melebihi cintaku pada-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang
yang hatinya tertaut pada-Mu,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak
berpaling pada hati-Mu.
Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang
merindui syahid di jalan-Mu.
Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku
merindukan syurga-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat
di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang
menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki
dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
Ya Allah Engaku mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta
pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah
pada-MU, telah berpadu dalam membela syariat-Mu. Kukuhkanlah Ya Allah
ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah
hati-hati ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada
kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di
jalan-Mu.
("dedepln26")
cintakanlah aku pada seseorang yang
melabuhkan cintanya pada-Mu,
agar bertambah kekuatan ku untuk mencintai-Mu.
Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta,
jagalah cintaku padanya agar tidak
melebihi cintaku pada-Mu
Ya Allah, jika aku jatuh hati,
izinkanlah aku menyentuh hati seseorang
yang hatinya tertaut pada-Mu,
agar tidak terjatuh aku dalam jurang cinta semu.
Ya Rabbana, jika aku jatuh hati,
jagalah hatiku padanya agar tidak
berpaling pada hati-Mu.
Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu,
rindukanlah aku pada seseorang yang
merindui syahid di jalan-Mu.
Ya Allah, jika aku rindu,
jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku
merindukan syurga-Mu.
Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu,
janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat
di sepertiga malam terakhirmu.
Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu,
jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang
menyeru manusia kepada-Mu.
Ya Allah, jika Kau halalkan aku merindui kekasih-Mu,
jangan biarkan aku melampaui batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki
dan rindu abadi hanya kepada-Mu.
Ya Allah Engaku mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta
pada-Mu, telah berjumpa pada taat pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah
pada-MU, telah berpadu dalam membela syariat-Mu. Kukuhkanlah Ya Allah
ikatannya. Kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya. Penuhilah
hati-hati ini dengan Nur-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada
kami dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawakal di
jalan-Mu.
("dedepln26")
Hukum Menipiskan Alis, Memanjangkan Kuku dan Memakai Kutek
Syaikh Ibnu Baz
Adapun berkenaan dengan cutek, maka meninggalkannya lebih utama, dan wajib menghilangkannya ketika wudhu, karena ia menghalangi sampainya air pada kuku.
3) Wajib bagi seorang wanita muslimah memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya dari laki-laki lain (bukan mahramnya) ketika di dalam maupun di luar rumah. Hal tersebut berdasarkan firman Allah q,
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Al-Ahzab: 53)
Ayat al-Qur’an ini mencakup muka dan anggota tubuh lainnya. Karena muka menjadi simbol kecantikan seorang wanita dan yang paling banyak hiasannya, sehingga Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perem-puanmu dan isteri-isteri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab: 59)
Ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan tentang wajibnya memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya bagi seorang wanita muslimah, baik ketika berada di dalam maupun di luar rumah di hadapan laki-laki yang bukan mahramnya, baik kaum laki-laki yang muslim maupun yang kafir. Tidak diperbolehkan bagi seorang wanita pun yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dan RasulNya serta hari akhir menganggap sepele perintah tersebut, karena menyepelekannya merupakan perbuatan maksiat terhadap Allah dan RasulNya. Juga memperlihatkan sebagian anggota tubuhnya di hadapan kaum laki-laki selain yang dise-butkan di dalam al-Qur’an niscaya akan menimbulkan fitnah baik ketika berada di dalam maupun di luar rumah.
Rujukan:
Fatwa al-Mar’ah, hal. 86. Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 3, penerbit Darul Haq.
Pertanyaan:
1) Bagaimanakah hukum menipiskan bulu alis yang tumbuh lebat? 2) Bagaimanakah hukum memanjangkan kuku serta meletakkan cutek di atasnya? Saya biasanya berwudhu dulu sebelum memakai cutek dan membiarkan selama 24 jam sebelum akhirnya saya hapuskan. 3) Bolehkah bagi seorang wanita muslimah memakai pakaian yang menutupi tubuhnya, tanpa memakai kain penutup muka (cadar) ketika keluar rumah (bepergian)?
Jawaban:1) Bagaimanakah hukum menipiskan bulu alis yang tumbuh lebat? 2) Bagaimanakah hukum memanjangkan kuku serta meletakkan cutek di atasnya? Saya biasanya berwudhu dulu sebelum memakai cutek dan membiarkan selama 24 jam sebelum akhirnya saya hapuskan. 3) Bolehkah bagi seorang wanita muslimah memakai pakaian yang menutupi tubuhnya, tanpa memakai kain penutup muka (cadar) ketika keluar rumah (bepergian)?
1) Tidak diperbolehkan mencabut (mencukur) bulu alis dan tidak juga menipiskannya, berdasarkan keterangan yang ditegaskan oleh Nabi a, bahwa beliau melaknat wanita yang menghilangkan dan yang dihilangkan bulu alisnya. Para ulama telah menjelaskan bahwa mencabut bulu alis termasuk menghilangkannya.
2) Memanjangkan kuku termasuk perbuatan yang berten-tangan dengan ketentuan as-Sunnah, di mana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,اَلْفِطْرَةُ خَمْسٌ أَوْ خَمْسٌ مِنَ الْفِطْرَةِ اَلْخِتَانُ وَالاِسْتِحْدَادُ وَتَقْلِيْمُ اْلأَظَافِرِ وَنَتْفُ اْلإِبْطِ وَقَصُّ الشَّارِبِ
“Hal yang fitrah itu ada lima atau lima hal merupakan fitrah, yaitu khitan, mencukur rambut kemaluan, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur kumis.” (HR. Al-Bukhari, bab pakaian (5889); Muslim, bab bersuci (257))
Kuku tidak boleh dibiarkan panjang hingga 40 (empat puluh) hari. Hal itu berdasarkan keterangan dari Anas Radhiyallahu ‘anhu , seraya berkata, “Telah ditentukan bagi kita (kaum muslimin) batas waktu mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur rambut kemaluan, bahwa tidak boleh membiarkannya lebih dari 40 (empat puluh) malam.” (HR. Muslim, bab bersuci (258)). Memanjangkan kuku dikategorikan menyerupai binatang dan sebagai orang kafir.Adapun berkenaan dengan cutek, maka meninggalkannya lebih utama, dan wajib menghilangkannya ketika wudhu, karena ia menghalangi sampainya air pada kuku.
3) Wajib bagi seorang wanita muslimah memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya dari laki-laki lain (bukan mahramnya) ketika di dalam maupun di luar rumah. Hal tersebut berdasarkan firman Allah q,
“Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (Al-Ahzab: 53)
Ayat al-Qur’an ini mencakup muka dan anggota tubuh lainnya. Karena muka menjadi simbol kecantikan seorang wanita dan yang paling banyak hiasannya, sehingga Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
“Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perem-puanmu dan isteri-isteri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Al-Ahzab: 59)
Ayat-ayat tersebut di atas menunjukkan tentang wajibnya memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya bagi seorang wanita muslimah, baik ketika berada di dalam maupun di luar rumah di hadapan laki-laki yang bukan mahramnya, baik kaum laki-laki yang muslim maupun yang kafir. Tidak diperbolehkan bagi seorang wanita pun yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dan RasulNya serta hari akhir menganggap sepele perintah tersebut, karena menyepelekannya merupakan perbuatan maksiat terhadap Allah dan RasulNya. Juga memperlihatkan sebagian anggota tubuhnya di hadapan kaum laki-laki selain yang dise-butkan di dalam al-Qur’an niscaya akan menimbulkan fitnah baik ketika berada di dalam maupun di luar rumah.
Rujukan:
Fatwa al-Mar’ah, hal. 86. Disalin dari buku Fatwa-Fatwa Terkini Jilid 3, penerbit Darul Haq.
Selasa, 25 Oktober 2011
Membangun Rasa Percaya Diri
Membangun Rasa Percaya Diri Anak
Salah satu kunci utama kesuksesan seseorang adalah ada tidaknya rasa percaya diri. Berkembangnya rasa percaya diri atau citra diri yang positif dalam diri anak sangatlah penting untuk kebahagiaan dan kesuksean mereka.
Rasa percaya diri adalah bagaimana kita merasakan tentang diri kita sendiri, dan perilaku kita akan merefleksikannya tanpa kita sadari. Sebagai contoh, anak yang penuh percaya diri akan memiliki sifat-sifat antara lain :
- Bersifat lebih independen, tidak terlalu tergantung orang lain
- Mampu memikul tanggung jawab yang diberikan.
- Bisa menghargai diri dan usahanya sendiri
- Tidak mudah mengalami rasa frustasi
- Mampu menerima tantangan atau tugas baru.
- Memiliki emosi yang lebih hidup, tetapi tetap stabil
- Mudah berkomunikasi dan membantu orang lain.
Pada sisi lain, anak yang memiliki percaya diri yang rendah / kurang, akan memiliki sifat dan perilaku antara lain :
- Tidak mau mencoba suatu hal yang baru.
- Merasa tidak dicintai dan tidak diinginkan
- Punya kecenderunganmelempar kesalahan pada orang lain
- Memiliki emosi yang kaku dan disembunyikan
- Mudah mengalami rasa frustrasi dan tertekan
- Meremehkan bakat dan kemampuannya sendiri
- Mudah terpengaruh orang lain.
Orang tua , adalah pemegang peran utama yang menentukan perkembangan rasa percaya diri anak. Sebenarnya hal ini sama sekali tidak sulit, bahkan banyak orang tua melakukannya tanpa mereka sadari sendiri. Orang tua kadang kurang menyadari betapa segala perkataan dan perbuatannya dapat memberi dampak yang besar bagi anak dalam perkembangannya. Berikut ini beberapa saran yang ada baiknya diingat dan dicoba :
Saat kita merasa senang atau bangga terhadap anak kita, katakanlah padanya. Orang tua kadang jauh lebih mudah untuk memarahi atau mengomel atas tingkah laku anak yang kurang baik. Sebaliknya bila anak melakukan sesuatu yang baik atau menyenangkan orang tuanya, sering kita tidak memberinya respons apa-apa. Seorang anak tidaklah tahu saat orang tuanya bangga atau senang pada dirinya, dan ia butuh untuk mendengar dari orang tuanya bahwa ia dikehendaki dan disayangi. Anak memiliki ingatan yang kuat terhadap perkataan orang tuanya, dan ingatan itu seakan-akan ada terus dalam kepala si anak. Demikian juga terhadap perkataan yang menyatakan kegembiraan dan kebanggan orang tuanya akan kehadirannya, akan tetap ia ingat dan menguatkan percaya dirinya.
Berilah pujian pada anak. Gunakan pujian yang bersifat deskriptif, agar anak tahu tindakan apa yang membuahkan pujian itu. Perhatikanlah tingkah laku, perbuatan si anak, dan aktivitas anak. Saat ia selesai mengerjakan tugasnya, kita dapat ucapkan padanya, “ Ibu senang sekali karena kamu membereskan kamarmu dengan rapi…” Atau misalnya anak menunjukkan hasil gambarnya / hasil karyanya yang bagus , kita dapat ucapkan , “ Wah… gambarmu bagus … Nampaknya kamu cukup berbakat…”
Jangan sungkan-sungkan untuk memuji anak, bahkan jika di depan anggota keluarga lain dan kerabat. Pujilah tingkah lakunya yang positif, misalnya , “ wah… kamu memang anak yang ramah…” Kita juga dapat memberi pujian untuk hal yang tidak ia lakukan, misalnya ,” Ibu senang, kamu menurut untuk tidak bermain hujan-hujanan…”
Ajari anak untuk membuat pernyataan yang positif tentang dirinya sendiri. Berbicara pada diri sendiri adalah hal yang cukup penting. Bahkan para psikolog menemukan bahwa banyak kasus depresi dan kecemasan berasal dari kebiasaan untuk mengatakan hal negatif pada diri sendiri. Apa yang kita pikirkan, menentukan bagaimana perasaan kita, dan bagaimana perasaan kita menentukan perilaku kita. Oleh karena itu, adalah hal yang penting untuk mengajari anak untuk bersikap positif dalam berbicara dengan diri sendiri. Sebuah contoh berbicara pada diri sendiri yang positif misalnya, “ Tak apa-apa kita kalah dalam bermain bola kali ini,.. toh kita sudah berusaha semaksimal mungkin…. Dan tidak mungkin selalu menang dalam permainan…”
Hindari kritik yang bersifat mempermalukan si anak.Kadangkala orang tua memang harus mengkritik sikap atau perilaku anak agar ia memiliki karakter yang lebih baik. Kritik yang ditujukan pada diri anak sebagai personal dapat membuat anak merasa dipermalukan atau diserang. Oleh karena itu, lebih baik menggunakan kata “saya / ibu/ bapak” daripada kata “kamu” saat memberi kritik atau teguran pada anak. Sebagai contoh, akan lebih baik mengatakan , “ Ibu akan senang sekali kalau kamu mau membereskan kamarmu tiap pagi…” daripada mengatakan ,”Kamu ini kok jadi anak malas sekali…Tidak bisakan kamu membereskan kamarmu ?”
Ajari anak untuk membuat keputusan yang bijaksana.Tanpa disadari, setiap saat anak membuat suatu keputusan. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengambil keputusan yang baik :
- Bantu anak untuk mengenali suatu permasalahan. Tuntun anak untuk memahami suatu permasalahan dan bagaimana melihatnya.
- Diskusikan dengan anak, apa saja yang mungkin menjadi solusinya. Diskusikan baik buruknya, konsekuensi, kelebihan dan kekurangan masing-masing solusi.
- Biarkan anak mengambil pilihannya, bila ia telah benar-benar memahami permasalahan dan kemungkinan solusi berikut konsekuensinya.
- Setelah keputusan diambil dan dijalankan, diskusikan hasilnya dengan si anak. Bantu ia mengevaluasi solusi pilihannya itu, dan tuntun ia untuk memperbaikinya di lain kesempatan.(sumber:Dr.Martin Leman"Membangun Rasa Percaya Diri Anak)
Langganan:
Postingan (Atom)